Pakar Dunia Sastra, Tabarrukan ke PTPYQ 2 Muria
Kudus- Siang itu, setelah para santriyah usai mengerjakan Penilaian Akhir Tahun (PAT) di hari ke-2, mereka berkumpul di aula MA untuk mendengarkan wejangan dari Dr. KH. Aguk Irawan MN., Lc., MA. Beliau merupakan seorang penulis di kancah nasional yang menyempatkan diri tabarukkan ke Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria setelah menjadi narasumber dalam acara Sedekah Bumi yang diselenggarakan oleh Perhimpunan pemangku Punden dan Belik Kasunanan Kudus.
Dalam acara yang cukup singkat Dr. KH. Aguk Irawan., Lc., M.A., memberikan wejangan kepada para santriyah seputar sastra. Antusias dari para santri sangat terlihat ketika mereka diberi kesempatan untuk bertanya.
“Setiap huruf di Al- Qur’an mempunyai ruh dan setiap membacanya, ruh tersebut akan berpindah ke kalam kalian,” tuturnya (23/5).
Di hadapan para santriyah, Dr. KH. Aguk Irawan yang merupakan sahabat Abah Khamim sejak menempuh Pendidikan di Mesir, mengungkapkan bahwa Al-Qur’an sangat sastrawi. Di dalam Al-Qur’an sendiri, sepertiganya mengandung kisah yang tertulis dengan Bahasa mengandung sastra yang sangat tinggi.
Penulis novel best seller Haji Backpacker ini mengatakan bahwa sebenarnya para santriyah sudah memiliki bibit-bibit sastrawan dan sejarawan. Beliau bangga karena di tengah kesibukan menghafal dan mengikuti kegiatan pondok, para santriyah masih ada ruang untuk berkarya dengan menciptakan karya-karya, seperti majalah, buku antologi, dan buku pena santri.
“Dulu saya semasa mondok, malah belum bisa bebas untuk membaca buku, ngumpet-ngumpet bacanya, bahkan ada yang sampulnya sobek, kalo ngga gitu ya ngga bisa baca,” tuturnya.
Dr. Aguk Irawan sudah menerbitkan sekitar 63 karya. Diantara novel tersebut, banyak yang sudah berhasil difilmkan. Sutradara Indonesia, Hanung Bramantyo juga ikut andil dalam proses pembuatan salah satu film dari novel karya beliau, yaitu Kartini.
“Di sela-sela menghafal, banyaklah membaca terutama bacaan sastra. Asal tidak berbenturan dengan ngaji. Seringlah coret-coret di kertas, tulis sebanyak-banyaknya. InsyaAllah banyak manfaatnya,” tuturnya.
Abah Khamim dalam majelis yang sama, menghaturkan Ahlan wa sahlan dan Syakarallahu lakum atas kerawuhan dan motivasi untuk Santri. Betapa pentingnya memahami urgensi melek literasi di kalangan Santri.
“Harapan Abah, Santri PTPYQ 2 Muria menjadi Insan/Pribadi Hafidhah Qur’ani ‘Amali, yang melek literasi, bahkan menorehkan prestasi, dengan pondasi nilai-nilai qur’ani. Dalam bahasa Santri: Iqro’ bismi Robbika,” tuturnya. (va/al/ra/*)
Penulis: Gadiza Zeva Athaya Vidha, Alya Briliani, Haura Nabila Hasan
Mantapp