Yanbu’ Muria Rilis Buletin Baru ”Al- Inshōf”

Muria, Kudus- Santriyah Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria tidak hanya Mahir dalam melantunkan Kalam Ilahi, tetapi mereka juga sukses merilis buletin perdana Al- Inshōf. Penggunaan media menjadi sarana dakwah dan literasi di lingkungan pesantren. (Kamis, 25/9)

Abah KH. Nur Khamim, Lc., M.Pd., dalam acara peluncuran buletin perdana Al- Inshōf dan Seminar Literasi menuturkan bahwa pada ayat Al Qur’an, wahyu pertama Iqro’. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya literasi.

“Mengapa harus menulis? Menulis diniati da’wah bil yadi. Biasanya para ulama salafusshalihin mengartikan bil yadi itu dengan kekuasaannya/ powernya. Tetapi untuk konteks kekinian bil yadi bisa diartikan dengan menulis dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar,”. dawuh beliau.

Selanjutnya, Abah Khamim sedikit menceritakan perjalanan tim jurnalistik dengan beberapa hasil karya tulisan para santriyah. Karya literasi pertama adalah majalah As- Shohwah, kemudian disusul Buku Antologi Pena santri Muria yang berisi cerpen dan puisi dan saat ini sudah edisi ke empat.

“Selanjutnya para santriyah yang suka menggambar kita berikan wadah dalam bentuk Buku Kreasi Santri. Dan untuk saat ini kita melaunching buletin perdana Al Inshōf hasil karya para santriyah serta pada kesempatan ini jatahnya Ning Uswah Syauqie yang mengisi seminar literasi,” tutur beliau.

Pada poin terakhir, Abah Khamim, meminta wejangan kepada Ning Uswah Hasanah selaku narasumber pada acara seminar literasi, supaya para santriyah tambah semangat dalam berliterasi.  Dengan bacaan Ummil Kitab, Abah Khamim me- launching buletin perdana Al- Inshōf disaksikan para santriyah dan civitas akademika di aula asrama MA TPYQ 2 Muria.

Di majelis yang sama, ustadz Ahmad Zainuri, M.Pd., selaku kepala MTs Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria menuturkan bahwa, ditengah gempuran kecerdasan buatan (Artificial intelligent), manusia selalu dimudahkan oleh teknologi.

“Lama kelamaan dengan adanya AI justru membuat malas berfikir. Padahal AI itu buatan manusia,” tuturnya. Namun para santriyah di pondok tahfidh ini mampu menuliskan karya dan tidak mengandalkan kecerdasan buatan. Maka selanjutnya beliau mengucapkan selamat kepada para penulis yang sudah berkontribusi dalam buku- buku tersebut. (fid)

Penulis: Zaim Fida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *