Al-Qur’an Sebagai Mauidhoh
Pagi hari yang cerah, 20 Februari 2023 bertepatan dengan 29 Rajab 1444, sebanyak 33 santri khotimat mengikuti Haflatul Hidzaq yang ke-2 di Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria. Pada hari sebelumnya, Ahad 19 Februari 2023 bertepatan dengan 28 Rajab 1444 para santri terlebih dahulu mengikuti Haflatul Hidzaq (penyerahan sanad) di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an (pusat).
Dalam mauidhoh hasanahnya, Dr. H. Abdul Ghofur Maimun Zubair, Lc., MA. menuturkan bahwa Al-Qur’an sebagai mauidhoh, yang bisa memberi manfaat serta nasehat kepada umat manusia. Beliau kemudian berkisah, Salim Maula Abi Hudzaifah yang merupakan orang Persia, masuk Islam bersama dengan Abu Hudzaifah bin Uthbah. Beliau kemudian mempelajari Al-Qur’an dan diangkat menjadi guru terbaik untuk mengajarkan Al-Qur’an. Beliau juga pernah menjadi imam masjid di Quba, yang mana, salah satu makmumnya adalah sahabat Umar bin Khattab.
Beliau juga berkisah, pada suatu hari Hamzah bin Abdul Mutholib pulang dari berburu dan diberitahu oleh seorang perempuan, bahwa nabi dihina oleh Abu Jahal. Melihat hal tersebut, Hamzah bin Abdul Mutholib tidak terima dan marah ke Abu Jahal. Berkat hal tersebut, Hamzah bin Abdul Mutholib masuk Islam.
Kemudian ketika Hamzah bin Abdul Mutholib masuk Islam, Umar bin Khattab yang merupakan keponakan dari Abu Jahal, marah. Ketika Umar bin Khattab bergegas mencari nabi, beliau dikabari bahwa Fatimah, adiknya, masuk Islam. Lalu beliau mencari Fatimah. Saat itu Fatimah sedang mengaji. Umar bin Khattab marah seketika. Beliau meminta suhuf yang dipegang Fatimah, tetapi tidak diberikan oleh Fatimah. Baru setelah Umar bin Khattab wudhu, diperbolehkan memegang suhuf. Dibacanya lembaran ayat ayat suci Al-Qur’an tersebut, dan Umar bin Khattab gemetar dan menyadari bahwa itu kalam suci. Beliau kemudian masuk Islam. Dari kisah kisah tersebut, dapat diyakini bahwa Al-Qur’an sebagai mauidhoh, yang bisa memberi manfaat serta nasehat kepada umat manusia.(Ar)