PTPYQ 2 Muria

Terwujudnya Hafidhah Qur'ani 'Amali, Unggul dalam Prestasi, Berkarakter Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah

Tak Berkategori

Santri MTs TPYQ 2 M buat Pupuk Organik Untuk Tanaman

Kudus– Dalam rangka memanfaatkan limbah organik, santri MTs TPYQ 2 Muria peminatan riset membuat pupuk organic untuk tanaman. Hal ini dikarenakan adanya limbah organik yang cukup banyak di lingkungan pondok.

Menuang: santriyah sedang menuangkan hasil eco Enzyme dari wadah ke dalam botol bekas

Pupuk Organik Cair (POC) ini dibuat dari limbah kulit buah dan sayur dari dapur diantaranya, kulit buah jeruk pamelo, kulit semangka, kulit pepaya, kulit pisang, kulit mangga, kulit nanas, kulit mentimun, bayam, kulit labu siyam dan lain sebagainya. Penjelasan ini disampaikan oleh Ustadzah Mumpuni Sumiwi Rahayu, S.Pd., selaku guru pendamping riset di MTs TPYQ 2 M.

“Kulit buah dan sayur itu memang sengaja kita kumpulkan untuk pembuatan eco enzyme. Setelah terkumpul kemudian dijadikan satu dalam wadah toples plastic dan diberi gula tetes tebu atau Molase serta ditambahkan air,” jelasnya.

Dalam pembuatan eco enzyme perbandingannya 3 (buah) : 1 (Molase) : 10 (air). Jenis eco enzyme yang di buat ini ada dua, yakni berupa pupuk dan berupa sabun. Unyuk eco enzyme sabun bisa ditambahkan 2 lerak setiap perbandingan.

Berhati-hati: Peserta didik peminatan riset terlihat berhati- hati dalam menuangkan eco enzyme ke dalam botol bekas

Sementara ustadzah Mushowwifah, M.Pd. yang juga merupakan guru pendamping peminatan riset menambahkan bahwa manfaat eco enzyme sangat banyak sekali. Diantaranya, sebagai pupuk organic cair, penghilang kerak, mencuci baju dengan sabun alami, untuk sabun pencuci piring dan lain sebagainya.

“Kulit buah dan sayur di timbun sekitar 90 hari dan setiap 1 minggu sekali tutup di buka supaya gas yang ada di dalam wadah bisa keluar. Setelah 90 hari kemudian di saring dan di masukkan ke dalam wadah botol yang sudah tidak terpakai untuk dimanfaatkan,” katanya.

Fatihatul Auliya Zahra santri kelas 9C mengaku sangat senang dengan pembuatan tersebut. Hal ini dikarenakan dia langsung dapat mengaplikasikan dalam hal yang nyata. Tidak sekedar teori di dalam kelas.

“Seru Ustadzah, jadi kita bisa tahu manfaat dari limbah buah dan sayur. Kita diajari praktik langsung membuat pupuk dan sabun dari bahan alam,” tandasnya. (fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *