PTPYQ 2 Muria

Terwujudnya Hafidhah Qur'ani 'Amali, Unggul dalam Prestasi, Berkarakter Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah

ArtikelBeritaBeritaKesiswaanTak Berkategori

Penampilan Peserta Cipta Lagu, Pukau Pononton

Kudus- Penampilan para peserta cabang lomba cita lagu sangat memukau penonton dan di luar ekspektasi. Pasalnya, pada cabang lomba ini mereka harus membuat lirik lagu sendiri dengan menggunakan Bahasa Arab- Inggris.

Waktu persiapan yang cukup singkat, santriyah di tuntut untuk menampilkan kreativitas lagu berbahasa Arab dan Inggris. Meski waktu yang cukup singkat hasil dari ciptaan mereka terbukti sangat bagus. Hal ini disampaikan oleh Ustadzah Putri Dwi Fatmawati, selaku Juri dalam cabang lomba tersebut.

“Bagus itu kategorinya baik dari pemilihan kosa kata, pemilihan lagu, konsep penampilan, bahkan kostum yang dipakainya,” ungkapnya.

Beliau menambahkan bahwa, untuk peserta yang ikut total ada 19 kelas, terdiri dari 8 kelas dari MTs dan 11 kelas dari MA. Setiap kelompok ada yang terdiri dari 6-7 peserta didik. Dalam cabang lomba ini bisa dikatakan cukup seru.

“Karena santriyah membuat lagu, bisa dari terjemahan lagu Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa arab atau inggris. Kemudian menyusun vocab atau mufrodat hingga menjadi sebuah lagu yang bagus dan juga diiringi dengan alat musik “ala kadarnya”,

Meski begitu, melodi yang dihasilkan oleh santriyah di masing- masing kelompok sangat bagus dan selaras. Sehingga musik dan lagu yang dibuat oleh para santriyah enak untuk didengarkan.

Di tempat terpisah, ustadzah Rizqy Laila Inayati, selaku wali kelas 8D mengungkapkan bahwa santriyah kelas 8D melaksanakan persiapan lomba cipta lagu sekitar 3 hari. Persiapannya mulai dari pembuatan lirik lagu, translate ke Bahasa Arab- Inggris dan menyesuaikan atau pemilihan irama yang tepat, ditambah lagi property saat pentas, seperti genjrengan, botol, gallon dan sebagainya.  

Sementara ustadzah Auliya Zuyyina Ulfah, selaku Koordinator acara menambahkan bahwa, pekan bahasa ini menjadi salah satu program dan kegiatan tahunan pondok sebagai event refreshing santri. Selain itu juga event untuk meningkatkan kemampuan berbahasa  santri. Jika kegiatan ini dijadikan kegiatan rutin maka santri akan semakin mempersiapkan kegiatan ini dengan maksimal. (fid)

Penulis: Zaim Fida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *