PTPYQ 2 Muria

Terwujudnya Hafidhah Qur'ani 'Amali, Unggul dalam Prestasi, Berkarakter Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah

Tak Berkategori

Asah Bakatmu, Raih Masa Depanmu

Kudus- Masa Aliyah (SMA) adalah masa dimana santri remaja mencari jati diri serta menggali minat dan bakatnya. Dalam upaya mendukung santri remaja menemukan minat dan bakatnya, Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria menggelar Seminar Motivasi Prospek Alumni Madrasah Tahfidh di Perguruan Tinggi.

Dalam pembukaan seminar motivasi tersebut, Abah K.H. Nur Khamim, LC., P.Gd., M.Pd., menuturkan bahwa semangat belajar santri harus dijaga betul, dan bahwa tholabul ilmi itu belajar sepanjang hayat, sepanjang masih bernafas.

“Lalu bagaimana para santri meraih tahapan pasca Aliyah? Tentu program dan jenjang masa Aliyah harus diselesaikan secara maksimal, untuk mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Seperti firman Allah dalam surat Al-Insyirah ayat 7, فاذا فرغت فانصب  Apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan) yang lain” tutur abah Khamim.

Ditempat yang sama Dr. dr. Hj. Renni Yuniati, Sp.KK., FINSDV, FAADV., M.H, sebagai narasumber dalam seminar tersebut menyampaikan bahwa, seleksi masuk perguruan tinggi mulai tahun 2023 menggunakan proses seleksi berupa soal penalaran. Penalaran tersebut meliputi literasi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika serta IPA. Ada juga perguruan tinggi jurusan kedokteran yang menggunakan seleksi tahfidh.

“Kemudian, ketika masuk kuliah, yang penting adalah, satu, penalaran, yaitu berupa kemampuan membaca cepat dan harus membuat keputusan. Jadi nanti ada potensi scholastic yang diterapkan dalam test. Kenapa? Karena itu akan menjadi kesuksesan kalian (santri) di manapun.“ Tutur Dr. dr. Hj. Renni Yuniati, Sp.KK., FINSDV, FAADV., M.H.

Dokter Reni, sapaan akrabnya, yang terpenting adalah santri tidak minder, bingung, ataupun insecure dalam menghadapi apa yang ada di depan  kita. Santri harus mampu mengukur kemampuan diri kita sendiri, tidak mengeluh, dan selalu mengasah bakatnya. Dengan begitu, santri mampu survive di manapun santri berada, mampu mengamalkan ilmunya, dan meraih impiannya. (Ar/Fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *