Gus Ghofur ; Yakinlah dalam Menghafalkan Al-Qur’an
Santri adalah masa depan ummat dalam meneruskan Risalah Nabi Muhammad SAW. Keberadaan santri mampu mengayomi dan menjadi penyejuk lingkungan sekitarnya. Pada hari ini, 20 Februari 2023 bertepatan dengan 29 Rajab 1444, sebanyak 33 santri khotimat mengikuti Haflatul Hidzaq yang ke-2 di Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria. Pada hari sebelumnya, Ahad 19 Februari 2023 bertepatan dengan 28 Rajab 1444 para santri terlebih dahulu mengikuti Haflatul Hidzaq (penyerahan sanad) di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an (pusat).
Pada hari ini, 33 santri khotimat dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa, mengikuti serangkaian acara penuh haru, dengan disaksikan langsung oleh keluarga santri khotimat dan seluruh keluarga besar Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria.
Dalam mauidhoh hasanahnya, Dr. H. Abdul Ghofur Maimun Zubair, Lc., MA. Menuturkan bahwa para ulama’ yakin bahwa Al-Qur’an bisa dihafal tanpa menggunakan teks. Mengapa begitu? Karena, ketika ayat ayat suci tersebut turun, Nabi Muhammad SAW mampu menghafalnya dengan baik.
“Dibacakan saja (oleh malaikat Jibril), nabi bisa hafal. Awal-awal Al-Qur’an turun, ayatnya sedikit-sedikit. Setelah itu tidak turun lagi, sampai nabi mencari malaikat Jibril. Ternyata memang sengaja, karena baru awal-awal. Kemudian baru turun ayat lagi. Jadi Al-Qur’an turun sedikit demi sedikit.” Tutur beliau.
Kemudian, turun ayat ayat suci lagi, Surat Al-Muddatstsir, yang merupakan perintah resmi untuk berdakwah. Dalam Surat Al-Muddatstsir terdapat ayat, وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (Dan agungkanlah Tuhanmu). Makna ini ditujukan kepada seluruh umat manusia bahwa Allah jauh lebih agung dan lebih besar dari segala masalah yang dihadapi di dunia ini. Tidak terkecuali, para santri penghafal Al-Qur’an. Menghafalkan Al-Qur’an tanpa keyakinan وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ, tidak kunjung selesai. Dengan keyakinan وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ , InsyaAllah semua masalah dan segala cobaan akan teratasi dengan baik. Kemudian, turun lagi Surat Al-Muzammil, yang merupakan perintah sholat. Sejak saat itu, nabi tidak pernah meninggalkan sholat malam.
Semakin banyak ayat ayat suci Al quran yang turun, nabi semakin gemetar. Karena, nabi khawatir jika lupa. Tetapi kekhawatiran itu tidak terbukti, dan nabi hafal seluruh ayat ayat suci Al-Qur’an dengan baik. Beberapa ulama’ pun menghafalkan Al-Qr’an berdasarkan pendengaran. Seperti Imam Ashim dan Abdullah bin Umi Maktum. Hal tersebut membuktikan bahwa barang siapa yang memiliki keinginan untuk menghafal Al-Qur’an, pasti bisa.(Ar)