Yanbu’ Muria Giatkan Literasi Santri Melalui Tulisan
Kudus- Menulis menjadi ketrampilan santri sebagai hiburan di sela – sela rutinitas pondok yang padat. Iklim menulis begitu kondusif di Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria. Banyak santriyah yang gemar menulis karya seperti, cerpen, puisi, dan lain sebagainya. Selain itu, Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria mendukung penuh santri agar memiliki literasi yang baik, salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan Latihan Dasar Jurnalistik.
Kegiatan Latihan Dasar Jurnalistik ini adalah kali kedua dilaksanakan di Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria. Narasumber utamanya merupakan pembina jurnalistik di MA NU TBS dan Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Menawan, Ustadz Rosidi, S.Pd.
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali siswa dalam ketrampilan tulis-menulis,” kata Pembina Jurnalistik, Zaim Fida, S.Pd.I. Ketrampilan menulis diharapkan memberikan bekal kepada para santri untuk mendukung potensi potensi dalam diri masing masing santri. Menulis juga melatih santri utuk mengembangkan jiwa muda mereka yang dinamis, mandiri, dan visioner.
Para santriyah begitu antusias mengikuti kegiatan Latihan Dasar Jurnalistik ini, karena di samping menambah pengetahuan, mereka mendapatkan soft skill baru yang tidak didapatkan di kelas.
“Senang bisa ikut LDJ. Menambah wawasan dan belajar untuk berkarya. Saya ingin ke depannya bisa mempunyai karya sendiri, seperti cerpen dan novel.” Kata Luluk Jannatin Aliyah, salah satu santri peserta Latihan Dasar Jurnalistik.
Menulis membuat suara abadi sampai jauh. Kama Qola Imam Al-Ghazali, “Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama’ besar, maka menulislah!”
Sementara itu, dalam acara pelatihan dasar jurnalistik yang diselenggarakan oleh PTPYQ 2 Muria dibuka secara resmi oleh KH Nur Khamim, Lc, M.Pd. selaku pengasuh pondok dan dihadiri oleh kepala Madrasah Tsanawiyah TPYQ 2 M, dan pengurus Yayasan masjid dan makam sunan muria Ustadz Muhdi dan Ustadz Afandi.
“Wahyu yang pertama turun yang artinya Bacalah. Dalam varian pengembangannya bisa menulis, membaca, mengamati, ini semua dalam kategori qiro’ah. Selain itu ada dari surat al Qalam, Demi qalam dan apa yang mereka tuliskan . Ini merupakan salah satu spirit literasi dalam agama kita tercinta. ”. Tuturnya.
Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pentingnya literasi. Selain itu juga beliau menceritakan bahwa ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa “Barang siapa yang melihat satu kemungkaran rubahlah ia dengan tangan,”. Jika diintepretasikan dengan zaman sekarang merubah kemungkaran bisa dilakukan dengan tulisan yang sejuk, ramah, dan rahmah. (Ar/fid)