Nasehat Abah Khamim Sebelum Perpulangan Santri
Kudus- Dalam rangka perpulangan santri Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria (PTPYQ 2 M) pada liburan Ramadhan hingga Syawal mendatang ada 6 poin yang disampaikan oleh pengasuh pondok kepada para santri.
Nasehat pertama bahwa KH Nur Khamim Lc, Pg.D., M.Pd. menitipkan salam kepada orang tua masing- masing santri, seraya menuturkan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Hal ini disampaikan di aula PTPYQ 2 M usai jamaah shalat Ashar (20/4).
“Yang kedua, maksimalkan waktu-waktu kalian dirumah dengan sebaik-baiknya. Maksudnya melakukan kegiatan rutin seperti saat di pondok. Misalnya shalat dhuha, Mudarrosah, ijazah wirid dari para habaib tetap diamalkan,” tuturnya.
Selanjutnya, kesempatan membantu orang tua saat berada di rumah. Selama di rumah menyambung silaturrahim kepada sanak famili, kerabat baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Saat di rumah santri sempatkan silaturahim kepada guru-guru kalian sebelum berada di pondok. Keenam, liburan ini adalah kesempatan untuk refreshing, berwisata tetapi harus diniati dengan baik dalam konteks untuk merefresh otak kembali sehingga bisa maksimal.
“Selanjutnya, poin ketiga, kalian harus jaga etika santri, baik saat ketemu teman, tetangga dan saudara. Termasuk saat berwisata, rekreasi, pakaian santri harus tetap melekat. Selain etika, adab dan akhlak, yang paling penting jaga hafalan kalian, ” Tuturnya.
Keempat, para santri harus menjaga hafalannya. Kelima, Sisipkan waktu untuk menambah hafalan saat liburan. Keenam, santri dihimbau untuk mendoakan keluarga besar PTPYQ 2 M semoga sehat selalu, kuat lahir batin, kecerdasan lahir batin dan kemuliaan lahir batin, serta proyek pembangunan belakang sesuai harapan yang telah dicanangkan.
Keenam nasehat tersebut secara khusus disampaikan oleh abah Khamim sebelum Perpulangan santri dalam rangka libur Ramadhan hingga Syawal. Selain nasehat dari abah Khamim, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum Perpulangan santri yakni diawali dengan ziarah ke makam Sunan Muria, mushofahah dengan umi Puji Astuti, para Murobbi dan sesama santri.
“Setelah itu dilanjutkan dengan malam keakraban santri dengan makan jajan bersama. Santri bisa memilih makanan yang disukai, yang mana sebelumnya mereka sudah diberi kupon sesuai pilihan mereka,” Kata ustadzah Luthfiya Muqoyyadah, A.H., selaku wakil kepala Kesantrian PTPYQ 2 M.
Sementara santri atas nama Arsyilia Zahwa asal Tegal mengaku momen yang paling ditunggu adalah mushofahah dengan umi Puji Astuti, para ustadzah dan para santriyah.
“Paling berkesan saat mushofahah. Karena dengan mushofahah kita bisa saling memaafkan. Momen ini yang paling mengharukan, ” Imbuhnya. (Fid)